Senin, 27 Desember 2010

Pulau Cinta



Aku duduk ditepi pantai yang indah itu,disebuah pulau tak berpenghuni,air lautnya masih sangat bersih dan biru.Dipulau itu ada sebuah rumah yang belum berani kumasuki.Rumahnya bagus,besar,mewah dan luas.Aku hanya segan memasukinya,padahal tadi kulihat pintunya tidak dikunci.
       Semilir angin yang sejuk menusuk kulitku membuatku semakin merasa tenang dan nyaman.Baru kali ini kurasakan angin sesejuk ini.Setiap kumeraih air laut itu,aku semakin merasa nyaman dan tentram.Aku mulai  bermain dengan air laut itu,kuciprat-cipratkan sendiri air itu,tiada siapapun yang menemaniku.Rasa cemas tertanam dihati,namun apa gunanya jika kumenangis,lebih baik kumanfaatkan kesempatan ini untuk menikmati suasana indah yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
       Karena sudah puas bermain air,aku kembali ketepi,rasanya dingin sekali.Semilir angin yang berhembus kali ini membuatku menggigil,bukan membuatku merasa tenang seperti tadi.Ingin rasanya aku asuk kedalam rumah itu dan meminjam baju ganti.Aku tidak ingin masuk angin dan memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah itu dan memanggil penghuninya.
       Berulang kali kuketuk-ketuk pintu itu namun tiada seorangpun membukakan pintu untukku.Namun tiba-tiba saja seseorang memukul pundakku dengan perlahan.Aku menoleh kebelakang dan berteriak “aaaaaaaaaaaa…..”
       Saat aku menoleh kebelakang,aku melihat sesosok laki-laki yang kira-kira sebaya denganku,mungkin lebih tua sedikit.Aku memperhatikannya dari atas sampai bawah,aku mencoba untuk tetap tenang dan tidak berburuk sangka.Sebenarnya aku takut,aku berharap semoga orang ini tidak bertindak jahat padaku.
“Kamu siapa?”,tanyaku.
“Kamu siapa juga?Kenapa kamu bisa ada disini?”,tanyanya kembali.
“Aku nggak tau kenapa aku bisa disini,yang jelas sewaktu aku tadi sendirian disini nggak ada seorangpun yang ada dipulau ini.Aku rasa pun rumah ini tak berpenghuni.Kenapa kok tiba-tiba kamu bisa muncul?”,jawabku.
“Tadi juga aku sendirian dipulau ini.Tapi aku kelilingi pulau kecil ini.Dan akhirnya aku melihat rumah yang besar ini dan kamu.Aku coba dekati kamu manatau kamu bisa nolong aku.”
“Aku nolong kamu?Apa gak salah?Aku aja belum bisa nolong diri aku sendiri.”
“Ya udah mendingan kita saling menolong satu sama lain.”
“Oke.Oh iya,dari tadi aku ketuk rumah ini ga ada yang keluar.Pintunya gak dikunci loh,gimana kalau kita coba masuk?”
“Ya udah yuk.Tapi kalau ada orangnya gimana?Kalau dia marah gimana?Ntar kan kita dibilang ga sopan sama pemiliknya.”
“Biarin aja.”
       Aku mulai membuka pintu rumah itu dengan perlahan,diikuti oleh cowok yang tadi.Sampai sekarang aku ga tau siapa namanya dan aku gak peduli.Yang penting sekarang aku mempunyai teman untuk saling menolong dalam kondisi seperti ini.
       Astaga,ternyata isi rumahnya sangat mewah,barang-barang yang tersusun didalam rumah itu juga bagus-bagus.Kami memasuki rumah itu perlahan dan mulai menjelajahi bersama isi rumah itu.Rumahnya besar sekali,dari luar saja sudah terlihat besar apalagi dari dalam?
“Waw,rumahnya besar banget.”,kataku sambil berjalan berkeliling.
“Kamu mau kemana?Oh iya siapa nama kamu?Aku bingung mau manggil kamu siapa.”
“Aku mau cari baju ganti.Panggil aja aku Tyas.Kamu dipanggil apa?”
“Oh aku biasa dipanggil Satya.Baju kamu itu basah kenapa?Main air ya?”
“Ya iyalah,dimana-mana basah gara-gara air,sejak kapan basah gara-gara kena angin,api,atau tanah?”
“Ya udah jangan marah dong.Mau aku bantu nyari baju buat kamu?”
“Boleh,silahkan.”
       Kami mulai berkeliling mencari baju untukku.Aku membuka satu-persatu kamar dirumah itu,namun tidak ada.Yang ada hanyalah baju bapak-bapak yang besar-besar dan baju ibu-ibu seperti mau kepesta.Aku hampir lupa kalau rumah ini tingkat,aku belum mejelajah kamar diatas.Aku pun mulai menaiki tangga dan berniat untuk menjelajah satu-persatu kamar disitu.
“Tyas,disini banyak baju buat cewek,cepetan kemari.”,perintah si Satya.
“Iya-iya.”
       Aku bergegas menuju kamar dimana Satya berteriak.Kemudian,aku memilih-milih baju yang kira-kira cocok denganku dan tidak terlalu terbuka.Aku tak pernah terbiasa untuk pakai baju terbuka yang menampakkan banyak aurat kecuali ketika tidur.Aku menyuruh Satya untuk keluar kamar dan menjagaiku didepan pintu kamar.Saat itu juga,aku dengan segera mengganti baju yang bagus itu.Setelah selesai,barulah kusuruh Satya masuk dan kami turun kelantai 1.
       Dilantai satu,kami duduk disebuah ruang keluarga yang ada sofa dan TVnya.Kami memutar acara televisi,dan entah kenapa jaringan TV tersebut sampai kemari,padahal kan ini tempat terpencil,tak berpenghuni dan aku sendiri tidak tau ini dimana.
Aku mencoba untuk kedapur,berniat ingin membuat teh manis hangat atau susu hangat.Aku masih sanksi dengan dapur disini,kurasa tidak ada persediaan untuk membuat makanan atau minuman.Namun ternyata dugaanku salah,disini persediaan sangatlah lengkap,bahkan dalam jumlah yang tidak terlalu sedikit.Aku mulai membuat susu hangat 2 gelas untukku dan untuk Satya.
Sebenarnya ini tempat apa?Kenapa rumah ini sangat bagus,bahkan perabotannya sangat lengkap, ada pula baju-baju dan bahan makanan serta minuman pun ada.Kenapa pula aku bisa berada disini?Tiada orang selain aku dan Satya.Kenapa harus dia?Kenapa bukan teman-temanku saja?Memangnya dia siapa?
Aku kembali keruang keluarga dan menyuguhkan segelas susu hangat untukku dan Satya.Dia terlihat terkejut,mungkin dikiranya aku tidak sebaik ini.Tapi kalau misalnya aku tidak membuatkannya juga,dia pasti mengira aku ini pelit sekali.
“Buatku?”,tanyanya.
“Iya,emangnya buat siapa lagi?”
“Oh mekasih ya.”,ucapnya sambil tersenyum dan langsung meminum segelas susu hangat tersebut.
“Sama-sama.Kamu nonton apa itu?”,tanyaku.
“Berita.Orang tuaku mencariku.Tadi sudah kucoba untuk mencari telepon dirumah ini tetapi tidak ada yang bisa dipakai.”
“Sabar-sabar ajalah.Aku aja ga terlalu panik terdampar disini.Soalnya baru kali ini aku rasain suasana seperti ini.”
“Aku juga sih,baru kali ini ditempat kayak gini.Tapi kan kasihan juga orang tuaku nyariin keberadaanku.”
       Aku kembali meneguk susu hangatku,dan habis.Bersamaan denganku,susu yang diteguk Satya habis juga dan diletakkan begitu saja diatas meja didepan sofa.Aku mengambil kedua gelas dihadapanku dan menaruhnya kembali didapur,kemudian mencucinya.Lalu aku kembali duduk disofa bersama dengan Satya kembali.
“Kamu kok rajin banget?”tanya Satya padaku.
“Aku udah biasa mandiri gitu Sat,emangnya kenapa?Ga boleh ya?”
“Boleh kok,malah bagus,hehe.”katanya sambil memberikan senyumannya padaku.
       Senyumannya yang begitu manis dan mempesona memaksaku untuk membalas senyumanya.Lalu kami sama-sama saling mendekat,aku menyenderkan kepalaku disampingnya sambil memejamkan mata.


       Aku membuka mataku dan melihat sekeliling.Aku terbangun dan mendapati aku sekarang berada ditempat tidur dengan baju terbuka yang menampakkan banyak aurat.Tempat ini berbeda dengan tempat dimana aku dan Satya berdua duduk.Ini kamarku yang sebenarnya,ternyata aku masih belum sadar total.Ku kumpulkan nyawaku beberapa menit.Setelah kuingat-ingat ternyata itu hanya mimpi.Aku benar-benar tidak terima.
       Jadi tempat indah itu tidak ada?Itu hanya mimpi?Satya itu hanya mimpi,dan bukan nyata?Aku sangat tidak terima dengan ini semua.Aku ingin bertemu dengan Satya lagi dan berduaan dengannya,berada disebuah pulau tak berpenghuni.Apa bisa mimpi itu datang lagi?Ku berharap mimpi itu bisa menjadi nyata.Ahh,mana mungkin,aku ini bisanya berkhayal aja.Mimpi konyol itu tidak mungkin berubah menjadi kenyataan.
       Aku bergegas menuju kamar mandi dengan perasaan kesal dan jengkel.Hanya sebentar aku menghabiskan waktu dikamar mandi itu,padahal biasanya bisa dua kali lebih lama.Ini karena faktor waktu,biasanya aku tidak bangun selambat ini.Tapi kalaupun misalnya aku mandi dengan durasi seperti hari-hari biasanya,aku masih bisa dikatakan tidak telat,karena sekolahku agak dekat dari rumahku.